Thursday, May 23, 2019

Apa itu manaqib?



Pernahkah anda mendengar kata manaqib? Kata manaqib sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat kita. Masyarakat awam sudah sering melakukan dan menggelar acara manaqib sejak dulu kala. Mereka membuat sebuah kumpulan manaqib di setiap rt atau desa. Pelaksanaan manaqib kadang sebulan sekali dan kadang seminggu sekali. Tergantung kebiasaan lalu yang pernah dilakukan para pendahulu.

Manaqib yang terkenal di masyarakat adalah manaqib Syeh Abdul Qodir Jaelani. Hampir tiap daerah punya perkumpulan manaqib ini. Sebab jenis manaqib Syeh Abdul Qodir Jaelani judulnya bermacam macam sehingga sering dijadikan sebagai bahan bacaan manaqiban.

Membaca manaqib bukanlah perkara munkar. Membaca manaqib merupakan salah satu perkara baik karena isi dalam manaqib adalah sejarah hidup perjalanan tokoh wali, karomah wali, sehingga tidak perlu dipermasalahkan hukumnya. Kita membaca manaqib sama halnya membaca sejarah orang sholeh. Akan tetapi sejarah orang sholeh jelas lebih istimewa dari pada sejarah biasanya karena mengandung banyak keberkahan.

Oleh sebab itu manaqiban sama halnya meneliti perilaku orang sholeh selama hidupnya. Banyak sekali pelajaran yang diperoleh apabila mau meneliti perjalanan orang sholeh terutama seorang Waliyullah.

Dalam kitab Bughyat al_Mustarsyidin, hlm. 97, dijelaskan :


وَقَدْ وَرَدَ فِي اْلَاثَرِ عَنْ سَيِِّدِ الْبَشَرِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَنَّهُ قاَلَ :مَنْ وَرَّخَ مُؤْمِناَ فَكَأَنمَّاَ اَحْياَهُ وَمَنْ قَرَأَ تاَرِيْخَهُ فَكَأَنمَّاَ زَارَهُ فَقَدْ اسْتًوْجَبَ رِضْوَانَ اللهِ فيِ حُزُوْرِ الْجَنَّةِ.


Terjemah : "Tersebut dalam surat atsar: Rosululloh pernah bersabda: Siapa membuat sejarah orang mukmin( yang sudah meninggal ) sama saja menghidupkan kembali; siapa memmbacakan sejarahnya seolah-olah ia sedang mengunjunginya, siapa yang mengunjunginya, Alloh akan memberikan surga.

Membaca manaqib sebagaimana dijelaskan di atas sama halnya kita menghidupkan kembali orang sholeh yang sudah mendahului kita. Sejatinya orang sholeh di alam kuburnya masih hidup. Mereka hanya berpindah tempat saja karena jasad sudah tidak mampu di dunia. Makanya mengingat orang sholeh khususnya wali dapat menghidupkan hati yang mati. Karena berkah mengingat sejarah kehidupan orang sholeh tersebut menjadikan kematian hati orang yang hidup menjadi lebih hidup.

Di sisi ini keberkahan dari para sholihin yang sudah mendahului kita - menjadi poin utama. Sehingga warga sangat cinta kepada para wali dengan melakukan kegiatan manaqiban. Sebab wali merupakan kekasih Allah Swt. Mereka diberi derajat kekasih Allah baik di dunia maupun di akhirat. Mereka punya derajat itu karena mereka sudah mampu melalui ujian bertahap tahap. Maka Allah berkata dalam hadis qudsi : barang siapa yang menyakiti wali (kekasihku) maka aku umumkan berperang dengannya. Itulah mengapa, siapa saja yang mencintai kekasih Allah Swt, maka dia akan mendapatkan cinta dari Allah Swt.

Nabi pernah bersabda : Apabila engkau ingin dicintai oleh Allah maka ikutilah aku. Nabi merupakan orang terkasih dari kekasih Allah Swt sehingga apabila kita mencintai nabi maka Allah Swt akan mencintai kita. Karena wali adalah kekasih nabi dan kekasih Allah, maka apabila kita mencintai kekasih Allah dan Kekasih Rasul kita akan mendapatkan cinta dari Allah dan rasulullah. Hanya orang bodoh sajalah yang tidak mau mendapatkan cinta dari Allah dan rasulullah.

Habib Umar Al Hafidz pernah ditanya sama orang wahabi, apa manfaat berkunjung ke kuburan dimana orang orang itu sudah mati (tidak kuasa) lagi. Habib Umar menjawab, ziarah atau mengunjungi kuburan orang sholeh tidak jauh beda dengan kita mengunjungi ketika masih hidup. Justru berkunjung ke rumah orang hidup tidak mampu membuat hati hidup. Akan tetapi walaupun orang sholeh sudah meninggal dunia, berkah kunjungan itu membuat hati menjadi hidup.

Makanya sebagaimana dalil di atas, apabila kita membaca manaqib/sejarah orang sholeh, kita sama saja berkunjung ke mereka. Itulah mengapa amalan manaqib sangat digemari masyarakat karena dianggap mampu menghidupkan hati yang telah mati.

Apa itu manaqib? Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Utaz

0 comments:

Post a Comment