Keharuman Bau Keringat Nabi Muhammad SAW menurut Hadis
Keringat nabi Muhammad SAW. menurut penjelasan banyak hadis, tidak seperti keringat pada umumnya manusia. Keringat beliau sangat harum sekali dan bahkan digambarkan lebih wangi dari bau minyak. Hal ini menunjukkan bahwa beliau memang manusia agung, yang dicintai oleh Allah SWT. sehingga keringat beliau sangat harum mengalahkan minyak misik.
Dalam sebuah hadis diceritakan bahwa keringat nabi saat sedang tidur pernah dikumpulkan dan dimasukkan dalam wadah (botol) untuk dijadikan wewangian. Kejadian itu sebagaimana dalam keterangan hadis di bawah ini.
حَدَّثَنِى زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا هَاشِمٌ - يَعْنِى ابْنَ الْقَاسِمِ - عَنْ سُلَيْمَانَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ دَخَلَ عَلَيْنَا النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ عِنْدَنَا فَعَرِقَ وَجَاءَتْ أُمِّى بِقَارُورَةٍ فَجَعَلَتْ تَسْلُتُ الْعَرَقَ فِيهَا فَاسْتَيْقَظَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « يَا أُمَّ سُلَيْمٍ مَا هَذَا الَّذِى تَصْنَعِينَ ».قَالَتْ هَذَا عَرَقُكَ نَجْعَلُهُ فِى طِيبِنَا وَهُوَ مِنْ أَطْيَبِ الطِّيبِ
Terjemah : "Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb; Telah menceritakan kepada kami Hasyim yaitu Ibnu Al Qasim dari Sulaiman dari Tsabit dari Anas bin Malik dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah berkunjung ke rumah kami. kemudian beliau tidur sebentar (Qailulah) di rumah kami hingga berkeringat. Lalu Ibu saya mengambil sebuah botol dan berupaya memasukkan keringat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam itu ke dalam botol tersebut. Tiba-tiba Rasulullah terjaga sambil berkata kepada ibu saya; 'Hai Ummu Sulaim, apa yang kamu lakukan terhadap diriku? Ibu saya menjawab; 'Kami hanya mengambil keringat engkau untuk kami jadikan wewangian kami.' keringat beliau merupakan salah satu wewangian yang paling harum wanginya.
Dan bahkan anak anak pun sangat senang bila melihat Rasulullah SAW. Kegembiraan itu terpancar dari wajah mereka karena Rasulullah berbau harum pada tubuhnya.
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ حَمَّادِ بْنِ طَلْحَةَ الْقَنَّادُ حَدَّثَنَا أَسْبَاطٌ وَهُوَ ابْنُ. نَصْرٍ الْهَمْدَانِيُّ عَنْ سِمَاكٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الْأُولَى ثُمَّ خَرَجَ إِلَى أَهْلِهِ وَخَرَجْتُ مَعَهُ فَاسْتَقْبَلَهُ وِلْدَانٌ فَجَعَلَ يَمْسَحُ خَدَّيْ أَحَدِهِمْ وَاحِدًا وَاحِدًا قَالَ وَأَمَّا أَنَا فَمَسَحَ خَدِّي قَالَ فَوَجَدْتُ لِيَدِهِ بَرْدًا أَوْ رِيحًا كَأَنَّمَا أَخْرَجَهَا مِنْ جُؤْنَةِ عَطَّارٍ
Terjemah : "Saya pernah ikut shalat bersama Rasulullah pada shalat zhuhur. Setelah itu beliau keluar untuk menemui istrinya dan saya pun turut menyertainya. Kemudian beliau disambut oleh beberapa anak kecil dan beliau pun segera mengusap kedua pipi mereka secara bergantian. Jabir berkata; 'Rasulullah pun mengusap pipi saya dan saya merasakan tangan beliau yang dingin dan harum seolah-olah baru keluar dari tempat minyak wangi. (HR. Muslim)
Keharuman keringat Rasulullah SAW tersebut adalah nyata secara fisik. Karena beliau bukanlah manusia sembarangan, tidak heran manakala berdekatan, bersentuhan, dan bahkan melihat beliau saja, akan terasa keharuman dari beliau.
Kita jangan sampai menyamakan keharuman keringat nabi dengan wanginya minyak atau bunga pada umumnya. Sebab keharuman minyak pun tidak akan mampu menandingi keharuman keringat Rasulullah SAW.
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا هَاشِمٌ يَعْنِي ابْنَ الْقَاسِمِ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ وَهُوَ ابْنُ الْمُغِيرَةِ عَنْ ثَابِتٍ قَالَ أَنَسٌ مَا شَمَمْتُ عَنْبَرًا قَطُّ وَلَا مِسْكًا وَلَا شَيْئًا أَطْيَبَ مِنْ رِيحِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا مَسِسْتُ شَيْئًا قَطُّ دِيبَاجًا وَلَا حَرِيرًا أَلْيَنَ مَسًّا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Terjemah : "Minyak misik & minyak ambar atau sesuatu yang lain yang pernah saya cium, tak ada yang melebihi semerbak wanginya badan beliau. Dan tidaklah saya menyentuh sesuatu, baik berupa sutera atau yang lainnya yang lebih halus dari pada telapak tangan beliau. (HR. Muslim)
Filosofi keharuman tersebut setidaknya dapat kita ambil hikmah bahwa nabi Muhammad selama hidupnya selalu memberi keharuman baik secara lahir maupun batin. Setiap keharuman yang mengeluarkan bau wangi setidaknya membuat orang lain tampak senang. Bagi kita apabila berkumpul dengan orang berpakaian wangi, tentu tidak membuat kita beranjak dari duduk. Justru betah berlama lama ingin menikmati keharuman itu.
Begitu juga dengan Rasulullah SAW, beliau selalu membuat orang senang. Kepada orang yang pernah melakukan kejahatan pun, beliau tetap sayang dan cinta.
Pernah nabi Muhammad SAW. dihina oleh pengemis buta Yahudi di pasar. Setiap hari nama beliau dicaci maki di depan beliau. Padahal nabi selalu menyuapi pengemis buta tiap harinya. Pengemis buta itu tidak tahu bahwa yang menyuapi adalah nabi Muhammad. Saat nabi Meninggal dunia, yang ganti menyuapi pengemis buta di pasar itu Sayyidina Abu Bakar. Saat Abu Bakar menyuapi, pengemis buta itu merasakan bahwa bukan seperti orang biasa menyuapi tiap hari. Sebab orang yang biasa menyuapi selalu mengunyah dulu agar lembut baru disuapkan. Kemudian Abu Bakar berkata, yang biasa menyuapi sudah meninggal dunia. Sekarang yang menggantikan Aku, sahabat nabi Muhammad SAW. Mendengar cerita itu kemudian pengemis buta Masuk Islam. Dia baru tahu bahwa orang yang dia hina setiap hari, justru orang yang menyuapinya. Begitulah sekiranya Ahlak Rasulullah SAW. Ahlak beliau sangat mulai dan harum di depan kawan maupun musuh.
0 comments:
Post a Comment