Saturday, May 11, 2019

Kisah Nabi Ismail Dilahirkan Hingga Dewasa



Nabi Ibrahim bapaknya Nabi Ismail dan Ishak punya Istri dua yaitu Siti Hajar dan Siti Sarah. Ibunda Nabi Ismail namanya Hajar dan Ibunda Nabi Ishak Namanya Sarah. Kemudian kedua istri nabi Ibrahim tersebut melahirkan sosok anak laki-laki yang kelak menjadi seorang nabi.

Kisah nabi Ismail ini bisa dikatakan sangat menyedihkan sekali. Terutama saat baru pertama kali lahir, sudah harus pisah dengan ayahnya dan hidup bersama Ibundanya, Hajar.

Bermula saat Siti Hajar melahirkan Ismail tampak kehidupan keluarga nabi Ibrahim mulai tampak ada keretakan. Siti Sarah sudah lama menjadi Istri nabi Ibrahim namun tak kunjung juga punya anak. Karena anak satu satunya baru lahir berasal dari rahim Hajar maka siapapun itu, pasti akan senang dengan kedatangan buah hatinya. Apalagi kedatangan itu sudah dinanti nanti cukup lama.

Siti Sarah pun merasa kurang senang melihat Hajar. Perhatian Nabi Ibrahim kepada Hajar dan anaknya ternyata membuat hati Sarah agak resah. Bagaimanapun juga dia tidak tahan melihat itu dan meminta agat Siti Hajar dijauhkan dari Siti Sarah.

Sebuah ujian yang berat memang. Namun semua permintaan itu dilakukan Nabi Ibrahim dengan membawa Siti Hajar dan anaknya pergi ke suatu tempat yang tidak tahu dimana tujuannya.

Nabi Ibrahim bersama Hajar dan Ismail pergi naik unta. Nabi Ibrahim sebagai suami tidak tahu akan pergi ke mana. Dia hanya mengikuti kemana arah unta ini berjalan. Mereka bertiga hanya mengikut takdir tuhan bersama untanya. Pada akhirnya sampailah mereka di suatu tempat yang disebut sekarang dengan Masjidil Haram, Makkah.

Perjalanan jauh dari Palestina hingga Makkah membutuhkan waktu lama. Ismail yang masih menyusu menemani ayah dan Ibundanya selama perjalanan. Kini bekal sudah habis. Takdir tuhan sudah menentukan bahwa mereka kini hijrah di lembah tandus, panas, tak ada manusia, dan sepi.

Seperti pada umumnya wanita, dia pasti takut apabila ditinggal sendiri di tanah sepi itu. Apalagi Siti Hajar bersama anaknya yang masih menyusu. Tak ada satupun kehidupan lainnya sempat membuat Siti Hajar enggan ditinggal pergi Nabi Ibrahim.

Ujian Nabi Ibrahim ini memang sangat berat. Tapi kejadian ini memang sudah takdir, maka mau tidak mau harus dilakukan walaupun berat di hati bagi kita. Sebagai nabi punya keimanan kuat soal tawakkal kepada Allah Swt. Dengan bekal iman tawakkal inilah Nabi Ibrahim meninggalkan Siti Hajar sendirian dan kembali ke Palestina.

Nabi Ibrahim berkata pada Siti Hajar : "Bertawakkallah kepada Allah yang telah menentukan kehendak-Nya, percayalah kepada kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya. Dialah yang memerintah aku membawa kamu ke sini dan Dialah yang akan melindungi mu dan menyertaimu di tempat yang sunyi ini. Sesungguh kalau bukan perintah dan wahyunya, tidak sesekali aku tergamak meninggalkan kamu di sini seorang diri bersama puteraku yang sangat ku cintai ini. Percayalah wahai Hajar bahwa Allah Yang Maha Kuasa tidak akan melantarkan kamu berdua tanpa perlindungan-Nya. Rahmat dan barakah-Nya akan tetap turun di atas kamu untuk selamanya, insya-Allah."

Dalam perjalanan ke Palestina tentu saja Nabi Ibrahim masih teringat istri dan anaknya yang ditinggalkan. Dalam perjalanan dia menangis sambil berdoa agar mereka dijaga Allah Swt dan diberi keselamatan. Nabi Ibrahim pun berdoa : Wahai Tuhanku! Aku telah tempatkan puteraku dan anak-anak keturunannya di dekat rumah-Mu { Baitullahil Haram } di lembah yang sunyi dari tanaman dan manusia agar mereka mendirikan solat dan beribadat kepada-Mu. Jadikanlah hati sebahagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan yang lazat, mudah-mudahan mereka bersyukur kepada-Mu."

Berhari hari Siti Hajar dan Ismail sendirian di lembah tandus yang panas itu. Saat bekal makanan habis dia tak tahu harus ke mana mencari makanan. Nabi Ismail membutuhkan air susu Ibundanya. Tapi bekal makanan sudah habis. Khawatir air susu buat Ismail tidak akan keluar saat diminum.

Siti Hajar menoleh ke sana ke mari. Tak satupun tanda kehidupan manusia. Dia lari lari ke bukit safa dan bukit marwa, tak satupun juga menemukan sesuatu yang bisa dijadikan bahan makanan. Yang ada hanya pasir dan batu. Perjuangan mencari bahan makanan yang dilakukan Siti Hajar itu memang sungguh luar biasa.

Sampai suatu ketika datanglah Malaikat Jibril. Malaikat Jibril bertanya kepada Siti Hajar, siapa kamu? Saya hajar hamba sahaya Ibrahim. Kepada siapa kamu dititipkan? Kepada Allah Swt, jawab hajar. Pada akhirnya Malaikat Jibril menuntun Hajar pada suatu tempat. Dia mengikuti bersama anaknya Ismail menuju tempat itu. Di tempat inilah Jibril menginjakkan kakinya ke tanah dan kemudian keluar air zam zam yang banyak sekali. Air ini merupakan bekas injakan dari Malaikat Jibril menurut salah satu riwayat.

Tapi menurut riwayat lainnya, saat Siti Hajar sedang bingung ke sana ke mari mencari tahu dimana letaknya kehidupan, tiba tiba nabi Ismail yang ditinggalkan sendiri kakinya menginjak tanah dan kemudian mengeluarkan sumber mata air zam zam. Wallahu a'lam.

Yang jelas saat mendapati sumber mata air yang tandus itu, membuat Siti Hajar lega. Ini merupakan bukti penjagaan Allah Swt. kepada hambanya yang benar benar berserah diri (tawakal) melaksanakan takdirnya.

Biasanya di tengah padang pasir apabila ada sumber mata air akan banyak burung yang mengitarinya. Burung tersebut dilihat oleh Suku Jurhum. Dikirimkan orang menuju perkumpulan burung itu. Ternyata ada sumber air. Suku Jumhur akhirnya pindah ke tempat yang ditempati Siti Hajar. Akhirnya tempat yang sepi itu berubah menjadi ramai karena sudah ada suku Jurhum di sisi siti Hajar.

Hari demi hari Nabi Ismail mengalami pertumbuhan seperti pada umumnya anak. Ismail tumbuh menjadi pemuda yang baik dan taat beribadah kepada Allah SWT.

Datanglah ujian berat dari Allah Swt kepada Nabi Ibrahim dan Ismail. Hal ini sebagai bentuk ujian kesetiaan mereka kepada Allah Swt.

Nabi Ibrahim dalam mimpinya diperintahkan untuk menyembelih anaknya Ismail. Sebagai ayah yang baru saja melihat pertumbuhan buah hatinya beranjak dewasa tentu saja terkejut. Mimpi nabi Ibrahim bukan sembarang mimpi, namun ini adalah perintah wahyu. Seandainya dia melaksanakan perintah penyembelihan itu, apakah Ismail nanti juga akan pasrah dan tunduk?

Saat nabi Ibrahim mengutarakan maksud dari mimpinya kepada Ismail, dia kaget melihat jawaban anaknya. Ismail mempersilahkan ayahnya melakukan perintah itu dengan ikhlas. Karena dengan melakukan perintah itu, sama halnya ia taat kepada tuhan yang memerintah. Dengan penuh tunduk dan taat, akhirnya Nabi Ibrahim mengambil parang yang sudah diasah dengan tajam. Ismail pun disuruh berbaring. Saat nabi Ibrahim hendak menghunus ke leher Ismail, ternyata parang itu tak kuasa membelah leher Ismail. Berkali kali dilakukan masih saja tidak bisa membelah. Dan akhirnya datang malaikat Jibril memberi tahu bahwa kini ujian nabi Ibrahim dengan Ismail sudah lulus. Karena sudah lulus ujian itu akhirnya sembelihan diganti dengan hewan kambing yang sudah disediakan Jibril di sampingnya.

Berkat peristiwa inilah akhirnya disyariatkan melakukan ibadah qurban hewan kambing, unta, sapi, pada setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Kisah nabi Ismail yang luar biasa ini merupakan salah satu awal mula disyariatkannya kurban bagi kita semua.

Kisah Nabi Ismail Dilahirkan Hingga Dewasa Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Utaz

0 comments:

Post a Comment