Karomah Kiyai Hamid Pasuruan dan Teladan Mulia
Nama Kiyai Hamid Pasuruan sudah populer di telinga masyarakat. Beliau merupakan kiyai yang santun, baik hati, rendah diri (tawadlu), wira'i, zuhud, dan sabar. Masyarakat mengenal Kiyai Hamid sebagai Kiya "sae" atau dalam arti bahasa Indonesia adalah kiyai yang baik.
Kiyai Hamid Pasuruan sama seperti kiyai pada umumnya. Beliau punya pondok, santri, dan juga berdakwah. Dalam menjalani hubungan muamalah, beliau selalu berbuat baik kepada siapa saja. Baik kepada yang kaya, miskin, yang suka ibadah, maupun yang suka maksiat. Beliau Melayani dengan ikhlas dan sabar.
Pernah suatu ketika ada orang yang meminta nomor togel kepada Kiyai Hamid. Karena kiyai Hamid adalah kiyai sae, maka beliau Melayani dengan baik, tidak marah. Orang tersebut dikasih nomor togel yang diminta, dengan syarat apabila tembus, maka harus dibawa ke ndalem kiyai Hamid. Ternyata tembus dan mendapatkan banyak uang. Saat uang hasil togel ditunjukkan kepada Kiyai Hamid, uang itu dipegang dan berubah menjadi darah dan belatung. Kiyai Hamid kemudian berkata : "apakah kamu tega memberi makan anak istrimu makanan ini? Melihat uang berubah jadi darah dan belatung, orang tersebut langsung taubat.
Cara Melayani kiyai Hamid kepada tamunya memang sangat santun. Jarang beliau marah marah. Dengan sikap yang halus dan lembut, membuat orang yang dikasih pelajaran tidak akan tersinggung. Hati yang semula gelap, akan menjadi terang sendiri. Sebab kiyai Hamid tidak banyak menyampaikan teori, namun lebih pada praktik. Apabila teori dahulu baru praktik, maka orang yang suka togel tadi akan marah. Karena akan banyak dalil yang dikemukakan. Belum selesai mengeluarkan dalil, sudah pergi dahulu. Bagi Kiyai Hamid, beliau lebih banyak santun dan diam, hanya beberapa kata saja menghadapi orang seperti itu. Karena apabila menggunakan sifat santun, yang datang adalah cahaya, nur ilahi.
Kiyai Hamid bisa bersifat santun dan sabar bukanlah datang secara tiba tiba. Beliau sering riyadloh atau tirakat sejak masih muda waktu mondok. Dalam ceritanya, beliau suka dzikir dan kadang jarang keluar kamar. Dan bahkan beliau melakukan uzlah dzikir di gunung seperti pada umumnya sufi. Berkah dan tirakat itulah, membuat hati menjadi bersih. Penyakit hati seperti riya, ujub, takabbur, iri, hasud, suka marah, menjadi hilang. Lahirlah hati yang suci.
Beliau dalam sikap kesehariannya selalu tawadlu. Sifat tawadlu kiyai Hamid yang perlu kita tiru adalah memuliakan kiyai kiyai lainnya. Pernah ada orang bertanya sesuatu kepada Kiyai Hamid. Namun orang tersebut disuruh tanya pada Kiyai Ghofur, yang dianggap sebagai Ahlinya.
Padahal ustadz atau kiyai zaman sekarang ini, pertanyaan apa saja dijawab seketika sebagaimana di televisi. Pertanyaan yang tidak masuk dalam bidang keahliannya pun bisa dijawab.
Sebagai santri kita hanya bisa meneladani beliau semampunya. Karena derajat beliau yang tinggi itu semua atas kuasa Allah Swt. Yang meninggikan derajatnya adalah Allah Swt. Karena barang siapa yang tawadlu, maka Allah Swt akan meninggikan derajatnya, disisi Allah swt, maupun di sisi manusia.
0 comments:
Post a Comment