Tata Cara Melakukan Sholat Jamak Taqdim dan Jamak Takhir Lengkap
Tata cara melakukan sholat Jamak harus kita pelajari bersama agar ketika kita melakukan sholat jamak bisa benar dan sah sehingga ibadah kita bisa diterima. Sebab syarat orang Islam sebelum Ibadah adalah harus tahu ilmunya. Apabila kita tidak tahu ilmunya maka ibadah kita bisa jadi hanya asal asalan saja.
Jamak artinya adalah kumpul. Apabila kita melakukan sholat jamak artinya adalah mengumpulkan dua sholat dalam satu waktu dilakukan secara bersamaan. Itulah yang disebut dengan sholat jamak.
Sholat jamak ada dua, pertama jamak takdim dan kedua jamak Takhir.
Sholat jamak takdim adalah dua sholat yang dilaksanakan pada waktu pertama. Misal sholat dzuhur dengan sholat asar. Jika melakukan jamak takdim cara melaksanakannya adalah di waktu pertama yaitu sholat dzuhur.
Jamak Takhir adalah dua sholat yang dilaksanakan pada waktu ter-akhir. Misal dzuhur dengan asar. Cara melakukannya adalah di waktu akhir yaitu waktu sholat asar.
Sholat yang boleh dijamak adalah (sholat dzuhur - asar, sholat maghrib - isya '). Sholat subuh tidak bisa dijamak. Harus dilakukan sendirian.
Sholat jamak boleh dilakukan apabila kita melakukan bepergian jauh yang sudah ditentukan sesuai dengan standar syar'i sebagaimana rumusan ulama. Batas jauhnya musafir sekitar dua marhalah /dalam ketentuan hitungan sekarang adalah minimal 81 km saat pergi, bukan hitungan pulang dan pergi. Ini merupakan diskon / keringanan yang diberikan Allah Swt kepada umat Muhammad SAW.
Syarat Jamak Taqdim
1. Dilakukan secara urut
Maksudnya adalah apabila kita melakukan sholat jamak takdim maka harus mendahulukan sholat yang punya waktu pertama.
Contoh : kita sholat jamak takdim dzuhur dengan asar. Maka saat mengerjakan sholat harus dzuhur terlebih dahulu. Setelah selesai maka baru melakukan sholat asar.
Apabila melakukan sholat asar terlebih dahulu maka sholatnya tidak sah dan harus mengulangi lagi.
2. Niat jamak pada waktu pertama
Jadi saat hendak melakukan sholat jamak takdim maka harus pada waktu pertama, misal dzuhur - asar maka niatnya pada dzuhur.
Namun lebih bagus apabila niatnya saat takbiratul ihram.
Adapun contoh bacaan lafal niatnya:
a. Niat shalat zhuhur di-jama’ taqdîm dengan ashar:
أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ مَأْمُوْمًا/إِمَامًا لله تَعَالَى.
Artinya: Saya melakukan shalat fardhu zhuhur sebanyak empat rakaat dikumpulkan dengan shalat ashar dengan jama’ taqdîm (menjadi makmum/imam) karena Allah Ta’ala.
b. Lafal Niat shalat maghrib di-jama’ taqdîm dengan isya’:
أُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعاَتٍ مَجْمُوْعًا بِالْعِشَاءِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ مَأْمُوْمًا/إِمَامًا لله تَعَالَى.
Artinya: Saya melakukan shalat fardhu maghrib sebanyak tiga rakaat dikumpulkan dengan shalat isya’ dengan jama’ taqdîm (menjadi makmum/imam) karena Allah Ta’ala.
3. Muwalah / bersegera
Maksudnya adalah pemisah antara sholat pertama dengan sholat kedua jangan sampai lama. Lama disini maksimal dua rekaat sholat. Apabila terpisah lama maka tidak bisa melakukan jamak.
4. Masih musafir sampai selesainya shalat yang kedua.
Orang yang men-jama’ shalatnya harus berstatus musafir sampai selesainya shalat yang kedua. Apabila sebelum melaksanakan shalat yang kedua ada niat mukim, maka tidak boleh melakukan jama’ sebab udzurnya dianggap habis.
Begitulah syarat syarat melakukan sholat jamak takdim. Beberapa syarat tersebut harus diperhatikan agar ketika melakukan sholat tidak sia sia belaka.
Syarat Jamak Takhir
1. Niat Jamak pada waktu yang pertama
Apabila kita hendak melakukan sholat jamak takhir, maka kita harus niat pada waktu pertama sholat. Contoh = kita melakukan jamak takhir sholat dzuhur dengan asar. Apabila kita ingin jamak takhir maka harus niat pada waktu Dzuhur. Batasnya sampai akhir waktu Dzuhur sekira kurang dari dua rekaat.
Apabila sudah masuk waktu asar, maka kita tidak perlu niat jamak lagi karena sudah niat pada awal waktu, kita hanya cukup niat sholat seperti biasanya.
Apabila tidak niat pada awal waktu, maka sholat pertama harus di qodlo karena tidak jadi.
2. Tetap berada dalam perjalanan sampai selesainya shalat yang kedua.
Apabila sebelum selesainya shalat kedua, ia berubah status menjadi mukim (baik dengan niat mukim di tengah-tengah shalat atau ragu: apakah dia niat mukim atau tidak) maka shalat yang pertama tidak jadi dan harus di-qadhâ’, hanya saja si musafir tidak berdosa.
Catatan = muwalah (bersegera) dan tartib tidak menjadi syarat jamak takhir.
Selain itu ada keterangan dari Imam Nawawi dalam kitab majmu' bahwa selain orang bepergian jauh boleh juga melakukan sholat jamak, seperti orang yang sakit. Sakit disini apabila kesulitan melaksanakn sholat satu persatu maka bisa dijamak sekaligus. Pendapat ini didukung para ulama lainnya.
Akan tetapi apabila saat sakit masih bisa melakukan sholat satu persatu maka tidak boleh melakukan jamak.
Demikian tulisan tatacara Sholat jamak semoga bermanfaat. Mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangannya.
Sumber: pisskatib
0 comments:
Post a Comment