Thursday, May 16, 2019

Pengemis atau Meminta Minta Menurut Islam



Menjadi pengemis atau suka meminta minta pada orang lain dalam pandangan Islam tidaklah baik. Apalagi mengemis dijadikan sebagai profesi harian, tidak punya nilai sama sekali. Bukan hanya sekedar terhina, tapi ada balasannya kelak di akhirat.

Profesi menjadi pengemis sangat tidak baik. Orang yang hidupnya digantungkan dari meminta pada orang lain akan melahirkan sifat malas. Padahal sudah dikasih fisik sehat, kuat, tentu saja termasuk tidak mensyukuri nikmat yang diberikan Allah Swt.

Dalam sebuah hadis, orang yang memberi jauh lebih baik dari pandangan manusia maupun tuhan dari pada yang suka meminta minta.


َوَعَنْ حَكِيمِ بْنِ حِزَامٍ رضي الله عنه عَنِ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( اَلْيَدُ اَلْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اَلْيَدِ اَلسُّفْلَى, وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ, وَخَيْرُ اَلصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى, وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اَللَّهُ, وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اَللَّهُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ, وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ


Terjemah : "Dari Hakim Ibnu Hazm Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tangan yang di atas (pemberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (penerima); dan mulailah dari orang-orang yang banyak tanggungannya; dan sebaik-baik sedekah ialah yang diambil dari sisa kebutuhan sendiri, barangsiapa menjaga kehormatannya Allah akan menjaganya dan barangsiapa merasa cukup Allah akan mencukupkan kebutuhannya." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Bukhari.

Dari sini kita sudah tahu bahwa kemuliaan seseorang dapat dilihat dari segi aspek sosial yakni suka memberi (sedekah).

Mengemis boleh saja dilakukan apabila memang punya banyak kendala, misal tangan buntung, cacat, atau ada anggota tubuh yang tidak siap bila digunakan bekerja keras. Dan kebolehan itu pun jangan dijadikan pekerjaan tetap. Apabila terpaksa, maka itu adalah darurat.

Orang yang menjadikan pengemis sebagai profesi harian ternyata kelak digambarkan mengerikan dalam sebuah hadis nabi. Tidak punya daging kelak di akhirat.


َوَعَنِ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ( مَا يَزَالُ اَلرَّجُلُ يَسْأَلُ اَلنَّاسَ حَتَّى يَأْتِيَ يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ لَيْسَ فِي وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ


Terjemah : "Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Orang yang selalu meminta-minta pada orang-orang, akan datang pada hari kiamat dengan tidak ada segumpal daging pun di wajahnya." Muttafaq Alaihi.

Gambaran menjadi pengemis sebagaimana hadis di atas ternyata tidak sebaik praduga orang yang suka memberi. Bagi orang yang memberi selalu tumbuh rasa iba karena kasihan. Akan tetapi justru malah membuat pengemis tidak memiliki apa apa di akhirat kelak.

Dan bahkan ada sebuah pandangan hadis mengerikan bagi yang suka mengemis untuk diri sendiri.


َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ سَأَلَ اَلنَّاسَ أَمْوَالَهُمْ تَكَثُّرًا, فَإِنَّمَا يَسْأَلُ جَمْرًا, فَلْيَسْتَقِلَّ أَوْ لِيَسْتَكْثِرْ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Terjemah : "Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa meminta-minta harta orang untuk memperkaya diri, sebenarnya ia hanyalah meminta bara api. Oleh karenanya, silahkan meminta sedikit atau banyak." Riwayat Muslim.

Saya jadi teringat dengan orang yang suka narik sumbangan atas nama pondok pesantren. Sering datang pria/wanita minta sumbangan katanya untuk pondok pesantren. Setelah saya cek, pondoknya ada, tapi tidak ada santrinya. Dan tarikan sedekah itu sudah berjalan sejak 2012 yang lalu. Padahal hampir setiap bulan selalu datang ke kampung. Tapi apakah minta sumbangan sejak tahun itu hingga sekarang belum jadi pondoknya?

Bisa jadi itu hanya untuk mengelabuhi orang yang sedekah agar percaya dengan memperkaya diri sendiri. Sebab profesi macam itu seperti jaringan. Tersebar di mana mana.

Maka se sulit apapun jangan sampai kita jadikan profesi ngemis sebagai pekerjaan harian. Lebih baik apa adanya dari pada menjual diri dengan cara kurang terpuji itu.

Mari kita renungkan hadis di bawah ini.


َوَعَنِ اَلزُّبَيْرِ بْنِ اَلْعَوَّامِ رضي الله عنه عَنِ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ, فَيَأْتِي بِحُزْمَةِ اَلْحَطَبِ عَلَى ظَهْرِهِ, فَيَبِيعَهَا, فَيَكُفَّ اَللَّهُ بِهَا وَجْهَهُ, خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ اَلنَّاسَ أَعْطَوهُ أَوْ مَنَعُوهُ ) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ


Terjemah : "Dari Zubair Ibnu al-'Awwam Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Seorang di antara kamu yang mengambil talinya, lalu datang dengan seonggok kayu di atas punggungnya, kemudian menjualnya dan dengan hasil itu ia menjaga kehormatannya adalah lebih baik daripada ia meminta-minta orang yang terkadang mereka memberinya atau menolaknya." Riwayat Bukhari.

Pengemis atau Meminta Minta Menurut Islam Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Utaz

0 comments:

Post a Comment