Sunday, April 28, 2019

Pengertian Ahlusunnah Waljamaah

Pengertian Ahlusunnah Waljamaah


Istilah Ahlusunnah Waljamaah semakin hari semakin populer di masyarakat. Banyak masyarakat awam tidak paham apa itu Ahlusunnah waljamaah. Apakah organisasi atau aliran Islam?

Sejarah munculnya Ahlusunnah Waljamaah tercatat dalam sebuah hadis nabi seputar terpecahnya Islam menjadi 73 golongan. Prediksi nabi semasa masih hidup kian hari kian nyata. Aliran Islam mulai muncul berbagai macam bentuk rupa dan wadah. Namun, nabi memperingatkan bahwa ke 73 golongan tersebut yang 72 dianggap melenceng dan hanya 1 saja yang lurus, yakni Ahlusunnah Waljamaah. Pada akhirnya aliran Islam bermunculan mengklaim diri paling Ahlusunnah dibandingkan dengan lainnya. Lantas apa sih pengertian dan ciri ciri Ahlusunnah itu?

Dalam sebuah hadis, dikatakan bahwa sebaik baik masa adalah masa nabi masih hidup. Kemudian masa selanjutnya yakni sahabat, tabiin (pengikut sahabat), tabiut tabiin (pengikut tabiin) dan seterusnya hingga sekarang. Islam Ahlusunnah yang apabila keislamannya nyambung dengan sanand (jalur) di atas, maka disebut dengan Ahlusunnah Waljamaah. Sebab sebagaimana kata nabi, bahwa Ahlusunnah adalah "ma alaihi waashabi" , yakni orang yang mengikuti aku dan sahabatku.

Dalam konteks ini, Ahlusunnah sejara hakiki adalah mereka yang mengikuti nabi dan sahabat. Lantas keislaman kita ikut siapa? Bukankah Al Quran dan Hadis juga kita semua pedomani?

Orang yang mengikuti nabi dan sahabat adalah tabiin dan seterusnya. Keislaman kita yang dibawa para ulama walisongo di Indonesia merupakan ulama yang mengikuti ajaran tabiin, sahabat, dan kanjeng nabi. Karena masa sekarang ini sudah jauh dari masa nabi, kita tidak tahu apa yang pasti dan benar Islam yang kita lakukan sesuai laku nabi atau tidak. Makanya, kita harus ikut ulama tabiin dan taibut tabiin karena mereke yang paling dekat jaraknya. Dalam Istilahnya, kita wajib bermadzhab kepada ulama. Tidak mungkin kita mempelajari hadis secara otodidak tanpa guru langsung sampai nabi. Kita tidak mungkin bisa memahami hadis dan al Quran tanpa perantara ulama. Apabila memahami kitab suci tanpa merujuk pada mereka, tidak akan mungkin kita bisa tahu maksud pesan kitab suci.

Makanya guru paling baik dan benar menurut Ahlusunnah Waljamaah adalah para ulama. Karena ulama merupakan pewaris para nabi. Dari ulama itu, sekarang ilmunya diwarisi ulama masa sekarang.

Lantas ulama siapa yang harus kita ikuti? Padahal jumlah ulama sangat banyak sekali, bukan?

Munculnya berbagai aliran Islam menyebabkan klaim sendiri sendiri sebagai Ahlusunnah Waljamaah. Para ulama akhirnya membuat sebuah konsesus (kesepakatan) bahwa aliran yang benar benar Ahlusunnah Waljamaah adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Dalam syariat (fiqih) wajib bermadzhab kepada salah satu imam empat. Yakni Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi'i dan Imam Hambali.

Apabila ada aliran menyatakan Ahlusunnah Waljamaah namun tidak mengikuti madzhab empat tersebut, maka bukan golongan Ahlusunnah.

2. Dalam tauhid mengikuti madzhab Imam Abul Hasan Al Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al Maturidzi.

3. Dalam tasawuf mengikuti madzhab Imam Junaidi Al Baghdadi dan Imam Al Ghozali.

Kesepakatan ulama dengan menjadikan imam imam mujtahid tersebut di atas, harus kita ikuti. Dengan mengikuti ijtihad mereka, sama halnya kita mengikuti nabi dan sahabat. Karena sanad keilmuan mereka terjaga dengan baik hingga Rasulullah. Keengganan kita mengikuti ulama tersebut, kemudian lebih mengutamakan ijtihad sendiri, dapat menyebabkan kesalahan dalam pemahaman agama. Maka dari itu, mayoritas golongan Ahlusunnah Waljamaah adalah mereka yang taklid terhadap ulama itu dalam beragama. Hal ini dikarenakan para ulama itu dianggap memang kompeten dalam bidangnya.

Ormas Islam yang jelas Ahlusunnah Waljamaah di Indonesia adalah Nahdlatul Ulama. Dalam segala amaliyah NU Selalu berlandaskan pada para Imam Mujtahid di atas. Bagi warga NU memahami agama harus melalui guru yang jelas sanad keilmuannya hingga sambung pada rasul. Apabila ada ulama sanad ilmunya tidak jelas tidak akan dijadikan sebagai landasan keagamaan.

Ciri Amaliyah Ahlusunnah Waljamaah

Amaliyah Ahlusunnah Waljamaah di Indonesia sangat banyak sekali. Diantaranya adalah tahlilan, yasinan, maulid nabi, manaqib, ziarah kubur, selemetan, dan lain lain. Apabila ada golongan yang membenci amaliyah tersebut, bisa diselidiki, biasanya bukan Ahlusunnah Waljamaah. Andaikan mereka mengklaim amalan tersebut sebagai bid'ah, tentu saja pemahaman keagamaan mereka masih dasar.

Orang yang getol menolak maulid, tahlil, dan lain lain, biasanya berasal dari kelompok assunnah. Kelompok assunnah selalu mengklaim diri paling islami dan paling sunnah. Apabila ada dalil hadis yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi di zaman nabi, dianggap sebagai bid'ah. Dalil mereka hanya satu, tapi bisa dipakai untuk berbagai macam kejadian.

Hadis tentang bid'ah misalnya, "kullubid'atin dolalah, wakulludolalatin finnar". Hadis ini dipahami hanya secara tekstualis saja. Mereka menganggap kullu bermakna semua, sehingga hadis tersebut diterjemahkan semua yang bid'ah (kejadian baru) adalah sesat.

Apa yang tidak pernah dilakukan pada zaman nabi dianggap sebagai bid'ah. Pemahaman seperti itu memang benar. Namun, kalau setiap bidah dianggap sesat bagaimana dengan ayat al quran "wajaalna kulla syai'in minal ma' (dan kami jadikan setiap sesuatu dari air). Lafal kul di sini mengatakan bahwa Allah Swt menjadikan sesuatu dari air. Padahal iblis tercipta dari api. Apakah kullu di sini bermakna semuanya? Tentu saja bukan.

Kullu dalam ayat Al Quran tidak bisa dimaknai semuanya. Kullu di sini bermakna sebagian, bukan semuanya. Buktinya ada yang bukan diciptakan dari air.

Pengertian Ahlusunnah Waljamaah Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Utaz

0 comments:

Post a Comment