Keutamaan Menjalankan Puasa Arofah
Menjalankan ibadah puasa merupakan ibadah yang sangat agung. Sebagaimana dikatakan dalam hadis, bahwa Puasa adalah milikKu dan Aku yang akan membalasnya.
Bulan Dzulhijjah umat Islam yang mendapat panggilan dari Allah Swt menjalankan ibadah haji di tanah haram. Haji merupakan rukun Islam ke lima yang harus dilakukan bagi orang yang mampu. Yang tidak mampu, maka tidak wajib menjalankannya.
Mampu dalam ketegori ini adalah punya harta untuk biaya haji, kendaraan haji, dan kondisi keamanan saat haji. Apabila kriteria tersebut tidak terpenuhi, maka tidak masuk dalam kategori kewajiban haji.
Bagi yang belum mampu, pada tanggl 9 Dzulhijjah umat Islam disunnahkan untuk melakukan ibadah puasa di tanah air masing masing. Yang disunnahkan hanya yang tidak melakukan haji saja. Sedangkan yang haji maupun musafir tidak disunnahkan melakukan puasa sunnah ini.
Dalil kesunnahan puasa 9 Dzulhijjah sebagaimana hadis nabi berikut ini :
صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبَلَةً وَصَوْمُ عَاشُوْرَاَء يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً
Terjemah: "Puasa hari Arafah menebus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang dan puasa Asyura (10 Muharram) menebus dosa setahun yang telah lewat. (HR Ahmad, Muslim dan Abu Daud dari Abi Qotadah)
Ibadah sunnah diibaratkan sebagai ibadah tambahan dari yang wajib. Sebagaimana pengertian sunnah, apabila dilakukan mendapatkan pahala, apabila tidak melakukan tidak berdosa.
Keutamaannya puasa 9 Dzulhijjah sebagaimana keterangan hadis tersebut sangat luar biasa. Bagi yang mau melakukannya, Allah Swt akan memberi pahala dengan terhapusnya dosa selama dua tahun, yakni setahun yang sudah berjalan dan setahun yang akan datang. Tentunya dosa dalam ketegori hadis di atas adalah dosa dosa kecil yang sering kita lakukan.
Adapun dosa besar, ada tatacara tersendiri agar mendapatkan ampunan dari Allah Swt. Namun, sebagai hamba beriman, sebanyak apapun dosa yang kita lakukan, tentu saja jangan sampai putus asa dari rahmat Allah Swt. Dengan rahmatnya, dosa sebesar apapun, insyaalloh akan diampuni.
Tatacara melaksanakan puasa 9 Dzulhijjah tidak jauh beda dengan puasa umumnya. Yakni, niat dan meninggalkan hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, bersetubuh, dll. mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Niat puasa dilafalkan dalam hati. Apabila mulut berucap namun tidak dibarengi dengan hati berucap, maka niatnya tidak sah. Kalaupun hati berucap namun mulut tidak berkata, maka niatnya sah. Intinya niat letaknya di dalam hati, bukan pada mulut. Kalaupun mulut melafalkan, hanya sunnah saja, untuk membantu hati agar melakukan lafal niat puasa.
Segala macam ibadah harus dibarengi dengan niat. Ibadah tanpa niat, tidak dianggap ibadah, namun hanya sebatas amal biasa yang tidak bernilai ibadah. Sehingga, kewajiban sebelum melakukan ibadah harus dimulai dari niat terlebih dahulu. Ketentuan ini sebagaimana yang ditulis dalam kitab kitab fiqih.
Selain puasa sunnah 9 Dzulhijjah, ada pula hadis yang menjelaskan bahwa puasa tarwiyah tanggal 8 Dzulhijjah juga disunnahkan. Ada yang mengatakan bahwa hadis yang menjelaskan puasa tarwiyah adalah dhoif. Walaupun dhoif, bagi para ulama membolehkan untuk diamalkan karena termasuk fadoilul a'mal. Sehingga biasanya orang orang tua yang suka berpuasa, mereke melakukan puasa Dzulhijjah selama dua hari, yakni tanggal 8 dan 9.
0 comments:
Post a Comment