Karomah Sayyid Muhammad Alwi Al Maliki Makkah Saat Dipanggil Raja Arab
Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki Makkah merupakan ulama pejuang Ahlusunnah Waljamaah di Arab Saudi. Perlu diketahui beliau memperjuangkan Islam Ahlusunnah Waljamaah di Makkah yang merupakan basis Kelompok Wahabi. Halangan dan rintangan kerap beliau jumpai. Bahkan cacian dan hinaan juga pernah beliau rasakan. Namun hal itu tidak membuat beliau kendor dalam menjaga Ahlusunnah Waljamaah. Apapun resikonya, akan beliau hadapi walaupun nyawa sekalipun.
Murid beliau Abuya Sayyid Muhammad Al Maliki banyak dari Indonesia. Konon apabila ada calon murid yang hendak belajar di sana, harus melalui tes keilmuan dan juga Istikhoroh. Ribuan mirid dan bahkan muhibbin beliau dari Indonesia pun tak terhitung jumlahnya.
Pernah suatu ketika Abuya Sayyid Muhammad Al Maliki dipanggil sang raja untuk menghadap. Waktu itu murid murid beliau sangat cemas waktu Abuya dipanggil raja Arab Saudi. Hal ini dikhawatirkan akan terjadi apa apa terhadap beliau. Namun, bagi Abuya, rasa sedikit pun minder tidak pernah muncul.
Beliau menghadap sang raja. Saat bertemu sang raja, beliau membawa sebuah benda yang terbungkus. Raja penasaran dengan apa yang dibawa Abuya. Kemudian raja bertanya pada Abuya.
Apa yang engkau bawa? Tanya raja.
Aku membawa kain kafan. Kain kafan ini aku persiapkan untuk diriku, jawab Abuya.
Mendengar penuturan Abuya tersebut, sang raja langsung merinding. Bahkan sang raja kemudian lantas menutup acara pertemuan itu, dimana asal mula pemanggilan sang raja kepada Abuya adalah hendak diadakan debat dengan ulama ulama wahabi.
Seteleh kejadian itu, sang raja Justru malah membantu Abuya Membangunkan pondoknya.
Kisah ke 2
Pernah ada seorang doktor di Arab Saudi yang menulis sebuah buku yang isinya menjelek jelekkan Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki. Buku itu dicetak banyak dan diedarkan secara gratis kepada masyarakat.
Memang berjuang di tanah penuh dengan wahabi banyak sekali tantangannya. Ancaman dan hinaan pun kerap beliau terima berkali kali. Namun tidak membuat beliau kendor dalam berjuang.
Seiring berjalannya waktu, buku yang dicetak dan dibagikan gratis tersebut tiba di tangan Abuya Sayyid Muhammad. Buku dibaca lembar demi lembar. Namun di dalam buku itu terdapat isi yang menjelek jelekkan beliau. Murid beliau saat membaca buku tersebut bahkan bisa langsung ingin marah karena tak tahan dengan tulisan itu.
Apa yang dilakukan Abuya melihat tulisan itu, apakah marah?
Tidak!! Beliau justru membalas dengan hadiah kebaikan. Abuya pergi rumah penulis buku dengan membawa sejumlah uang yang banyak. Setelah tahu rumahnya, beliau berkata :
Apakah ini rumahnya doktor...? Tanya Abuya.
Ya, saya sendiri. Jawab doktor
Apakah anda pernah menulis buku ini,? Tanya Abuya.
Iya. Jawab doktor kembali.
Kalau begitu, bukumu sangat luar biasa. Saya kasih hadiah untuk mu, dan terimalah hadiah ini, kata Abuya.
Setelah itu Abuya langsung pulang. Namun saat Abuya sedang berjalan menuju kendaraan, doktor tadi berkata, engkau memang asli keturunan Rasulullah SAW. engkau meniru ahlak Rasulullah SAW. dengan membalas hadiah, bukan makian.
Pemirsa, begitulah Ahlak Abuya yang luar biasa dan bisa kita contoh dalam kehidupan sehari hari. Menghadapi orang yang membenci kita jangan dengan kebencian, namun dengan hadiah. Rasanya memang sulit. Apabila kita mau berusaha insyaalloh akan terlaksana.
0 comments:
Post a Comment