Monday, April 22, 2019

Keutamaan Mencari Ilmu Dinaikkan Derajatnya

Keutamaan Mencari Ilmu Dinaikkan Derajatnya

Mencari ilmu di dalam agama Islam sangat diwajibkan bagi setiap orang. Sebagaimana bunyi hadis : "tolabul ilmi faridhotun ala kulli muslimin wamuslimatin", yang berarti mencari ilmu wajib bagi muslim pria maupun wanita. Kewajiban mencari ilmu di dalam Islam disebabkan karena ilmu merupakan cahanya. Sehingga orang hidup di dunia dengan sebuah ilmu, hidupnya akan terarah.

Anjuran mencari ilmu sebagaimana kata hadis nabi, dimulai dari sejak lahir hingga masuk liang lahat. Artinya apa? Mencari ilmu bukan sekadar perkara anjuran saja, namu sudah menjadi kewajiban yang tidak bisa ditawar lagi.

Barangkali kita juga perlu simak hadis tentang mencari ilmu di bawah ini :

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ أَرَادَ الأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ  أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ 

Artinya : "Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya ; dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula". (HR. Bukhari dan Muslim)

Kunci kesuksesan seseorang sebagaimana hadis di atas, ternyata terletak dari ilmu. Ilmu bisa membawa manusia sukses di dunia saja, diakhirat saja, atau bahkan keduanya. Sebaliknya, tanpa ilmu, hidup akan sia sia. Bahkan bisa  sampai salah jalan. Mengapa bisa sperti itu?

Ilmu merupakan nur. Dalam bahasa arab, "nur" berarti cahaya. Dari cahaya ilmu itulah, hidup akan terarah. Karena dia menjadi pelita hidup yang mengawal pada jalan kebenaran dan jauh dari kesesatan.

Cahaya ilmu sangat bermanfaat sekali bagi kehidupan. Maka nabi pernah bersabda : "sebaik baik orang adalah yang bisa memberi manfaat kepada lainnya". Maksud hadis nabi ini adalah apabila ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, maka harus punya ilmu. Karena yang bisa diambil manfaat dari seseorang itu bukan jasadnya, namun ilmunya yang melekat dalam tubuh. Dengan kemanfaatan itulah, dia akan mulia.

Kemuliaan ahli ilmu sudah di nas di dalam al Quran. Orang berilmu akan dingakat derajatnya melebihi orang tidak berilmu. Sehingga hidupnya akan dipenuhi dengan kemuliaan.
Sebagai contohnya, kalian bisa lihat para alim ulama, kiyai, professor, dosen, dll. Mereka menjadi mulia di wilayah masing masing. Mereka bisa seperti itu dikarenakan fitrah sebuah ilmu adalah meninggikan derajat bagi ahli ilmu. Tanpa ada keinginan menonjol, akan menonjol sendiri seiring dengan ilmu yang dimiliki.

Akan tetapi, apabila ingin mencari ilmu, harus dibarengi dengan seorang guru. Karena guru adalah pembimbing agar tidak salah arah atau jalan.

Kewajiban adanya seorang guru dalam mencari ilmu khusus Pada ilmu agama. Guru disini bukanlah buku, artikel, video, koran, maupun majalah, namun harus talaqqi (bertemu/tatap muka) di majelis mereka. Orang belajar ilmu agama hanya mengandalkan google, fb, buku, maka akan tersesat. Apalagi belum didasari dengan pondasi ilmu agama yang kuat. Dia akan tersesat. Karena barang siapa belajar ilmu tanpa guru, maka gurunya adalah setan.
Maka banyak orang model sekarang ini tidak mau mencari guru. Mereka langsung online. Baru tahu satu hadis saja, sudah berani menyesatkan banyak orang. Padahal sifatnya ilmu ada menerangi, bukan menenggelamkan.

Mencari ilmu bisa saja di sekolah, pondok pesantren, kuliah, seminar, mejelis ilmu, masjid, muhsola, dan lain lain. Khusus ilmu agama harus ada gurunya. Tidak bisa lantas membuka buku, langsung dipelajari sendiri.
Hadis Nabi :
مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبُ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ
Artinya : ”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang”. (HR. Turmudzi)

Para santri atau siswa yang mencari ilmu di sekolah maupun lainnya, mendapat kemuliaan disisi Allah Swt dengan dicatat sebagai sabilillah hingga pulang. Catatan ini hanya baru memulai cari ilmu, apalagi sudah punya ilmu. Kemuliaan disisi Allah swt akan berlipat lipat ganda.

Selain itu, para pencari ilmu juga dijanjikan pahala surga sebagaimana hadis dibawah ini:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ ، وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ، وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ ، وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Artinya :“Barangsiapa menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan tunjukkan baginya salah satu jalan dari jalan-jalan menuju ke surga. Sesungguhnya malaikat meletakan syap-sayap mereka sebagai bentuk keridhaan terhadap penuntut ilmu. Sesungguhnya semua yang ada di langit dan di bumi meminta ampun untuk seorang yang berilmu sampai ikan yang ada di air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibandingkan dengan ahli ibadah sebagaimana keutamaan bulan purnama terhadap semua bintang. Dan sesungguhnya para ulama’ adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya mereka tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil bagian ilmu maka sungguh dia telah mengambil bagian yang berharga.”

Oleh sebab itulah, kemuliaan orang mencari ilmu sangat banyak sekali. Perlu diketahui, ilmu disini tidak menyangkut ilmu agama saja, namun ilmu ilmu yang memberi kemanfaatan bagi orang. Karena apabila ilmu yang dicari itu kemudian bermanfaat bagi orang lain, baginya adalah pahala. Makanya, ilmu apa saja, apabila bermanfaat dan bukan madlorot bagi orang lain, insyaalloh akan berkah. Mengapa seperti itu?

Ilmu baik agama maupun umum lainnya, apabila memberi banyak manfaat akan membuat kehidupan dunia ini indah. Sebaliknya, entah ilmu agama atau lainnya, jika ternyata digunakan untuk yang tidak ada manfaatnya, maka akan membuat kekacauan di dunia ini.

Dalam sebuah hadis, kelak orang berilmu akan disika pada hari kiamat apabila ilmu tidak memberi manfaat bagi orang lain.

إِنَّ مِنْ أَشَدِّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ القِيَامَةِ عَالِمٌ لَمْ يَنْفَعْهُ اللَّهُ بِعِلْمِهِ . ( البيهقي )

Artinya :“Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat.” (al-Baihaqy)

ORANG BERILMU LEBIH UTAMA DARI ORANG BODOH AHLI IBADAH

Ahli ilmu dengan orang bodoh ahli ibadah, ternyata lebuh mulia Ahli ilmu.

قال ابن رسلان وكل من بغير علم يعمل أعماله مردودة لا تقبل
Ibnu Rusaln berkata : setiap orang yang beramal tanpa ilmu, amalnya tidak diterima.
وعن ابن عمر رضي الله عنهما مجلس فقه خير من عبادة ستين سنة لقوله صلى الله عليه وسلم يسير الفقه خير من كثير العبادة
Dari ibnu Umar Ra : majelis ilmu (fiqih) itu lebih baik dari ibadah 60 tahun. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw, ahli ilmu sedikit itu lebih baik dari pada banyak orang ahli ibadah tanpa ilmu.

Mengapa demikian? Bukankah ilmu itu untuk ibadah?

Iya, betul. Ahli ibadah tanpa didasari dengan ilmu cara beribadah, ibadahnya tidak akan diterima. Sebagai contohnya, ibadah sholat. Dalam menjalankan sholat, tidak boleh hanya ikut ikutan saja seperti teman. Kita harus tahu syarat dan rukun ibadah sholat. Mulai dari wudlu hingga tahiyat akhir. Semua dilakukan dengan cara tersendiri. Apabila ada rukun yang tidak dijalankan, maka sholatnya tidak sah. Rata rata orang bodoh ketika sholat hanya ikut ikutan saja. Dia tidak tahu rukunnya, seperti niat, fatihah, sujud, dan lain lain. Di dalam masing masing rukun pun ada syaratnya sendiri sendiri. Bila tidak memenuhi syarat, maka bisa tidak sah.


Itulah mengapa, menuntut ilmu lebih baik dari hanya ibadah asal asalan saja. Karena orang berilmu akan mengerti kekurangan apa saja yang harus diselesaikan. Sebaliknya, orang bodoh tidak tahu dia salah.

Keutamaan Mencari Ilmu Dinaikkan Derajatnya Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Utaz

0 comments:

Post a Comment